Seputarbola.org – Rasa getir membekas dalam karier kepelatihan Ole Gunnar Solskjaer di Manchester United. Namun ia tidak bisa komplain, sebab pihak klub sudah mendukung dan memberinya waktu untuk mewujudkan harapan yang terlampau tinggi.
Solskjaer datang ketika Manchester United sedang terpuruk. Harapan fans hancur total ketika Jose Mourinho jadi pelatih ketiga yang dipecat oleh manajemen klub pasca era Sir Alex Ferguson berakhir.
Kedatangannya tidak diiringi harapan besar. Solskjaer hanya dipandang sebagai pelatih interim sampai Manchester United mendapatkan nahkoda sesungguhnya, yang dianggap mampu memimpin Harry Maguire dkk ke jalur yang benar.
Di luar dugaan, Solskjaer berhasil membuat the Red Devils jadi kembali garang. Malam di Paris yang terjadi dalam ajang Liga Champions tahun 2019 lalu jadi titik balik, di mana mereka sukses menyingkirkan PSG dengan cara yang dramatis.
Scroll ke bawah untuk membaca informasi selengkapnya
Tidak Bisa Komplain
Seketika Manchester United menyodorkan kontrak tiga tahun untuk Solskjaer, yang langsung ditandatangani tanpa menanti lama. Selama masa kontrak itu berjalan, Solskjaer memberikan harapan dengan meraih medali runner-up dari berbagai ajang.
Manajemen klub semakin mendukung Solskjaer. Pada bursa transfer musim panas kemarin, mereka merekrut sosok-sosok penting termasuk Cristiano Ronaldo. Harapannya, Solskjaer tak lagi mengakhiri musim dengan medali runner-up, melainkan trofi.
Sayang, Solskjaer tidak bisa mengarungi musim 2021/22 hingga akhir. Rentetan hasil buruk membuat manajemen Manchester United tak lagi memiliki alasan untuk mempertahankannya. Surat pemecatan pun akhirnya keluar.
“Ole tidak bisa komplain mengingat dia telah diberikan waktu tiga tahun dan mendapatkan dukungan pada bursa transfer,” kata legenda Manchester United sekaligus mantan rekan setim Solskjaer, Gary Neville, kepada Sky Sports.
Solskjaer Patut Bangga
Karena nila setitik, rusak susu sebelanga – adalah peribahasa yang pantas disematkan buat masa kepelatihan Solskjaer di Old Trafford. Hasil buruk di musim ini tidak bisa dimaafkan, tapi Solskjaer juga memberikan banyak dampak positif.
Satu hal yang perlu digarisbawahi adalah Solskjaer memberi harapan besar setelah Manchester United terpukul habis-habisan pasca era Mourinho. Meski berakhir dengan buruk, tapi Solskjaer pantas bangga atas pekerjaannya.
“Ole akan merenungkan ini dengan kesedihan di akhir, tetapi dia harus bangga dengan pekerjaan yang dia lakukan dalam dua atau tiga tahun pertamanya,” kata Neville lagi.
“Klub berada di tempat yang gelap pada akhir era Mourinho, beberapa pemain menjadi tentara bayaran. Kini ada banyak anak baik di ruang ganti, mereka cuma tidak tampil baik pada saat ini,” pungkasnya.
Sumber : Bola.net
BACA JUGA :
Man of the Match Inter Milan vs Napoli: Ivan Perisic
Manchester United Akhirnya Depak Solskjaer, Ferdinand: Bukan Sebuah Kejutan
Gol Perdana Lionel Messi untuk PSG di Ligue 1: Kelas, Klasik, Keren, Dia Banget!