Thomas Tuchel dan skuad Chelsea berada di posisi tersulit untuk tetap berkompetisi di sisa musim ini. Sanksi yang dijatuhkan kepada Roman Abramovich sangat merugikan klub dan tim.
Terkait invasi Rusia ke Ukraina, Abramovich ikut terkena sanksi karena statusnya sebagai salah satu konglomerat Rusia. Terlebih, dia dikabarkan dekat dengan Vladimir Putin.
Sanksi yang dijatuhkan tidak main-main. Chelsea tidak bisa menjual tiket baru, rekening klub dibekukan, bahkan mereka tidak bisa memperpanjang kontrak pemain.
Untungnya, pihak pemerintah Inggris masih memberi kelonggaran. Abramovich diizinkan menjual klub dan melanjutkan prosesnya.
Masa-masa tidak pasti
Tuchel berulang kali mengatakan kepuasannya bekerja di Chelsea. Dia menegaskan bahwa lingkungan Chelsea sangatlah ideal untuk pelatih, dia bisa bekerja maksimal.
Masalahnya, situasi itu mungkin berubah drastis jika pemilik klub berubah. Ada kemungkinan perubahan kultur dan perubahan etos kerja.
“Saya adalah pekerja dan karena itu saya siap memainkan peran saya dan beradaptasi. Kita lihat saja apa yang terjadi,” buka Tuchel di Chelseafc.com.
“Ini masa-masa yang tidak pasti dan ketidakpastian itu bisa menimbulkan rasa takut bagi sebagian orang, itu sangatlah wajar.”
Pemilik baru
Kekhawatiran terbesar fans Chelsea adalah jika kepemilikan klub jatuh ke tangan pebisnis yang hanya mengutamakan uang. Belasan tahun terakhir, alasan terbesar kesuksesan Chelsea adalah karena Abramovich berambisi besar jadi juara.
“Kami juga bisa menaruh keyakinan pada kultur klub dan pada apa yang kami punya di Cobham, termasuk pada kualitas tim kami,” lanjut Tuchel.
“Kami tetap bersikap positif dan semoga segalanya akan berakhir positif. Semoga pemilik baru nanti juga suka kemenangan [juara], itu bakal jadi keuntungan besar,” tutupnya.